Dulu,aku ibarat dalam terowong yang gelap gelita gelap..memang gelap yang sangat gelap...Aku meraba-raba dalam kegelapan...namun alhamdulillah ada beberapa insan yang sudi memimpinku jalan dalam kegelapan itu berbantukan 'lampu suluh'...
Kini, aku sudah nampak sedikit cahaya daripada dalam terowong yang gelap itu...Namun cahaya itu rupanya masih TERLALU JAUH TERSANGATLAH JAUH....... untuk tiba sekaligus besar harapan aku kiranya tatkala aku tiba pada cahaya tersebut,maka aku dapatlah keluar daripada terowong gelap itu...Ya,aku masih dalam terowong itu..walau sudah nampak cahaya nya....itulah metafora phd aku kini.....
------------------------------------------------------------------------------------------------
Tajuk Metafora ini tercetus daripada tajuk nasyid ini yang sangat puitis liriknya(nasyid tidak berkaitan dengan kehidupanku secara langsung...cuma suka melodi dan liriknya sahaja..dan boleh dibuat pedoman untuk kita semua....)- nak dengar boleh cari di sebelah...track no.26(4 dari belakang...)
Sekerat akar mampu kuhulur padamu
Di saat dikau terkapai dan kelemasan
Di arus hidup yang tinggal sejengkal cuma
Katamu kau tak bisa berenang ke sana
Engkaulah teman tanpa sangsi dan curiga
Setelah aku mendengar lirih ratapmu
Harumnya sekuntum melati di embunan pagi
Sewaktu kita melewati sebidang tanah perkebunan
Persahabatan
Tersasar aku di dalam mentafsir
Aksara jujur dan ketelusan yang terpamer di wajahmu
Terlalu naif untuk ku fahami
Metafora puisi dusta dan personafikasi
Sukarnya untuk aku membuktikan
Kebenaran yang berpihak padaku
Kerna peluang langsung tiada padaku
Sedarlah aku erti senyuman
Ada dendam yang tidak pernah padam
Pada lirik matamu ada pedang tajam yang merejam
Ohh….
Terima kasih atas pengalaman itu
Mengajak aku kembali mengenal diri
Terpaksa lagi menyusuri jalan-jalan sepi
Masih bisakah kutemui sekuntum melati mewangi yang tidak berduri
Wednesday, May 12, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment